Saturday, April 14, 2018

Standard Precautions

Diposkan oleh Unknown di 11:21 pm
STANDARD PRECAUTIONS: PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DALAM MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT


Infeksi nosokomial atau yang saat ini disebut sebagai infeksi berkaitan dengan pelayanan di fasilitas kesehatan atau Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit. Infeksi merupakan masalah serius bagi rumah sakit. Kerugian yang ditimbulkan sangat membebani rumah sakit dan pasien. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dan harus diterapkan oleh semua kalangan petugas kesehatan (Darmadi, 2008). Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit (Bady, dkk., 2007). Program pengendalian infeksi ini dapat dilakukan melalui penerapan kewaspadaan standar  (standard precautions) (Kayser, et al., 2005).


Standard precautions adalah kewaspadaan standar yang terdiri dari kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di semua fasilitas pelayanan kesehatan (World Health Organization, 2008). Sahara (2011) mengatakan standard precautions adalah pencegahan penularan dan pengendalian infeksi secara konsisten di fasilitas kesehatan oleh pasien dan tenaga kesehatan. Standard precautions di rumah sakit dijadikan sebagai tolak ukur mutu pelayanan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya (Purnomo, 2016). Penerapan standard precautions di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh manajemen rumah sakit (World Health Organization, 2012). Berdasarkan Central Disease Control (CDC) (2011), komponen utama Standard Precautions meliputi hand hygiene, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), praktik injeksi aman, penanganan dari peralatan atau permukaan di lingkungan pasien yang potensial terkontaminasi, dan respiratory hygiene / etika batuk.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/17/2018 tentang Jabatan Pelaksana, perawat ahli berisiko bahaya mengalami penularan infeksi seperti infeksi dan mengalami efek teratogenik maupun karsinogenik. Penularan infeksi yang mungkin terjadi antara lain infeksi HAIs, HIV, hepatitis, TBC dan penyakit menular lainnya. Untuk itu, diperlukan pengetahuan, keterampilan, dan penerapan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi oleh perawat di rumah sakit (KEPMENKES RI, 2018)
Berdasarkan artikel jurnal oleh Satiti, dkk. (2017), diperoleh gambaran penerapan standard precautions oleh perawat di RSUD RAA Soewondo Pati yang telah menerapkan tiga komponen standard precautions berdasarkan hasil audit rumah sakit, yaitu kepatuhan dalam melakukan hand hygiene, mengelola limbah, dan menggunakan APD. Pelaksanaan hand hygiene tahun 2015 sebanyak 3 dari 5 momen cuci tangan masih di bawah standar. Menurut WHO (2010), kepatuhan hand hygiene perawat atau tenaga kesehatan di rumah sakit harus lebih dari 50%. Namun, pada tahun 2016, 3 dari 5 momen cuci tangan sudah di atas standar (51%-89%) dan 2 lainnya masih di bawah standar (<50%). Selanjutnya, kepatuhan dalam pengelolaan limbah masih belum sesuai SPO dan di bawah standar mutu RS (100%), dimana kepatuhan pengelolaan sampah infeksius berkisar 29%-56% dan kepatuhan pengelolaan sampah non infeksius berkisar 33%-38%. Rata-rata kepatuhan pengelolaan limbah benda tajam sudah baik meski belum mencapai 100% dan kepatuhan pengelolaan limbah darah masih di bawah standar, yaitu sebesar 80%. Selain itu, dalam kepatuhan penggunaan APD, pelaksanaan di Instalasi Kamar Bersalin (IKB) dan di rawat inap sudah di atas standar (> 50%), yaitu masing-masing 56,4% dan 54,54%. Sedangkan pelaksanaan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) masih di bawah standar, yaitu 31,25% (Satiti, dkk., 2017).
Berdasarkan penelitian oleh Elmiyasna & Juvita (2012) di Irna Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang, diperoleh sebanyak 34,1% perawat tidak melakukan hand hygiene sesuai standar sebelum dan sesudah pemasangan infus, 26,8% perawat tidak menggunakan sarung tangan sesuai standar sebelum pemasangan infus, sebanyak 41,5% perawat tidak mendesinfeksi area penusukan sesuai standar sebelum pemasangan infus, dan sebanyak 39% perawat tidak menggunakan alat pemasangan infus steril yang sesuai standar. Kejadian-kejaidan tersebut menyebabkan munculnya kejadian flebitis, yaitu 39% di Irna Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang (Elmiyasna & Juvita, 2012). Amaliah, dkk. (2017) menyebutkan kinerja perawat dalam pencegahan infeksi flebitis di Rumah Sakit Islam Banjarmasin tidak dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, serta prasarana dan supervisi, tetapi dipengaruhi oleh pengalaman kerja, sikap perawat, dan keseuaian kegiatan supervisi dengan kaidah yang berlaku. Kinerja perawat untuk pencegahan infeksi flebitis dilakukan dengan peningkatan semangat, disiplin, dan tanggung jawab, melakukan tindakan sesuai SPO, dan mempertimbangkan tujuan organisasi sebagai unsur peningkatan motivasi (Amaliah, dkk., 2017).
Retnaningsih (2015) mengungkapkan upaya pencegahan infeksi HIV/AIDS di RSUD Tugurejo Semarang dilakukan dengan pembentukan Komite PPI Rumah Sakit yang terdiri dari ketua komite dan 3 orang Infection Prevention and Control Nurse (IPCN). Pemilihan ketua komite dan anggota IPCN telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Depkes RI (2004), yaitu mempunyai minat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI, memiliki kemampuan leadership, anggota IPCN minimal lulusan D3 Keperawatan, memiliki sertifikasi PPI, memiliki komitmen di bidang PPI, memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara, inovatif, percaya diri, dan bekerja purna waktu. Pengendalian pada pengelolaan universal precaution dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS di RSUD Tugurejo dilakukan melalui kegiatan  monitoring, laporan dan evaluasi. Upaya tim PPI dalam pencegahan dan pengendalian infeksi HIV/AIDS dengan memprioritaskan pelaksanaan cuci tangan pada semua petugas kesehatan dan staf rumah sakit, menyediakan perlengkapan APD, mendorong penggunakan APD sesuai kebutuhan, dan memberikan perlakuan khusus pada sarana prasarana pasien HIV/AIDS seperti pengelolaan sampah medis, non medis, dan limbah benda tajam sesuai standar yang berlaku. Berdasarkan neberapa upaya yang dilakukan, diperoleh data adanya kepatuhan tenaga kesehatan dalam penggunaan APD yang sesuai standar (Retnaningsih, 2015).
Penulis menyimpulkan berdasarkan beberapa artikel jurnal yang membahas mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi, tingkat kepatuhan dalam melakukan standard precautions perawat masih minimal. Rendahnya tingkat kesadaran dan kepatuhan perawat terhadap penerapan standard precautions menyebabkan peningkatan risiko timbulnya infeksi HAIs, flebitisi, maupun HIV/AIDS. Untuk itu, diperlukan adanya upaya peningkatan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan standard precautions di rumah sakit, salah satunya dengan pemberdayaan manajemen kepemimpinan rumah sakit dalam bidang PPI. Tim PPI diharapkkan  dapat melakukan sosialisasi secara berkala baik pada petugas kesehatan, staf rumah sakit, maupun pada konsumen rumah sakit terkait standard precautions. Sosialisasi yang dapat diberikan berupa sosialisasi langsung (pengadaan seminar, mini workshop, teguran langsung saat apel pagi, pre-conference) maupun sosialisasi tertulis (edukasi melalui pamflet atau standing banner). Selain itu, tim PPI juga diharapkan dapat memaksimalkan tugasnya pada tahap monitoring, laporan, maupun evaluasi. Dengan ini, diharapkan kejadian infeksi di rumah sakit dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Noor., Nursalam., & Muhsinin. (2017). Pengembangan kinerja perawat terhadap pencegahan infeksi flebitis di rumah sakit. Caring Nursing Journal. Vol. 1. No. 2. Hal. 69-78.
Bady, A. M., Handono, D., & Kusnanto, H. (2007). Analisis kinerja perawat dalam pengendalian infeksi nosokomial di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. KMPK Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
CDC. (2011). Fundamental principles of infection prevention. Diakses pada http://www.cdc.gov/HAI/settings /outpatient/basic-infectioncontrolprevention-plan2011/fundamental-of-infectionprevention.html tanggal 1 April 2018.
Darmadi. (2008). Infeksi nosokomial problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jakarta.
Elmiyasna & Juvita, Fitriana. (2012). Hubungan pnerapan kewaspadaan sandar dengan kejadiann infeksi karena jarum infus (phlebitis) di irna non bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang tahung 2012. Sumatera Barat.
Kayser, F. H., Bienz, K. A., Eckert, J., & Zinkernagel, R. M. (2005). Medical microbiologi. New York: Thieme Stuttgart.
Purnomo, Roni. (2016). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam penerapan standard precautions di rsud banyumas. Journal of Nursing and Health (JNH). Vol. 2. No. 1. Hal. 41-45.
Retnaningsih, Dwi. (2015). Pengelolaan universal precaution dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS di RSUD tugurejo Semarang. The Second University Research Coloquium.
Sahara, Ayu. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dan bidan dalam penerapan kewaspadaan universal / kewaspadaan standar di rumah sakit palang merah indonesia bogor tahun 2011. Depok: Universitas Indonesia.
Satiti, Astri Budhi., Wigati, Putri Asmita., & Fatmasari, Eka Yunila. (2017). Analisis penerapan standard precautions dalam pencegahan dan pengendalian HAIs (healthcare associated infections) di RSUD RAA soewondo Pati. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 5. No. 1. Hal. 40-49.
World Health Organization. (2008). Pencegahan dan pengendalian infeksi. Jakarta: Trust Indonesia.
_______________________. (2010). Using WHO Hand Hygiene Improvement Tools to Support The Implementation of National Sub-national Hand Hygiene Campaigns Patient Safety Save Lives Clean Your Hand.
_______________________. (2012). Prevention of hospital-acquired infections a practical guide. Edisi 2. Department of Communicable Disease, Surveilance, and Response.

0 komentar:

Post a Comment

Your comments will make my days^^

 

Catatan Rianti © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor